Senin, 16 Februari 2009

Stadion Gajahmada Mojosari di hari Valentine

Kemarin ada kejadian menarik di Stadion gajahmada mojosari. Stadionnya “ anak muda “ ini dirazia oleh Polisi PP ( “Pura – Pura” bukan kepanjangannya hehehehe....... ) dan masyarakat setempat.

Razia yang pas bertepatan pada “ hari valentine “ ini cukup heboh juga, pasalnya selama ini di stadion ini jarang, bahkan mungkin tidak pernah ada Razia semacam ini sebelumnya.......... Biasanya sih cuma polisi yang rajin menggalakkan ( emang udah galak dari sononya ) razia, namun hanya perseorangan atau muda – mudi yang pacaran tapi nggak bawa KTP ( apa hubungannya pacaran sama ktp hayo ), dan penangkapan penjahat seperti copet, maling, pemalak dan sebangsanya.....

Yah kita tahulah, dan pasti kalo pernah mampir ke stadion ini pasti tahu kalo tempat ini selain sebagai tempat hiburan rakyat kecil ( ya karena selain gratis, tapi juga tempatnya enak dibuat refreshing ), juga terkenal sebagai tempat “mesum” terselubung, para anak muda yang kesini ya kalo tidak mencari hiburan, pasti cari pelampiasan, tapi dengan cara negatif, ya seperti minum – minuman keras, main cewek, balap liar dan sebagainya............ apalagi stadion yang sekarang. Pasca di relokasi ke bagian utara stadion yang memang tempatnya memberikan suasana agak tersembunyi karena gelap dan sepi, makin banyak saja cafe – cafe remang – remang maupun terang – terangan hehehe....... bermunculan.

Inilah yang selama ini membuat masyarakat sekitar stadion itu menjadi resah, gundah gulana...... apa'an sih, kok tambah ngawur ya ??, maksudnya masyarakat sekitar merasa terganggu dengan adanya cafe – cafe tersebut, ya selain cafe tersebut kerap dijadikan ajang perselingkuhan, dan mabuk – mabukan, kerapkali cafe – cafe ini juga menyetel suara musiknya keras – keras sampai larut malam, bahkan ada salah satu cafe dan cafe lainnya saling bersaing keras – kerasan suara "salon speaker" ( pengeras suara kamsudnya ), dan bernyanyi karaoke sampe suara si penyanyi yang menurutnya sendiri merdu itu kedengaran layaknya orang yang sedang diranjang hehehe........... pokoknya ancur deh............

Dan menurut keterangan " penjabat " setempat ( sapa lagi kalo bukan kepala desa hehehe ), mereka ( masyarakat ) tidak rela dan tidak sudi setengah mati kalo cafe – cafe itu tetap berada disana, mereka meminta para pengusaha cafe disana untuk pindah, intinya kalo mereka mendirikan warung disini sih silakan – silakan aja, tapi kalo cafe ya sori aja.......... padahal kalo dipikir – pikir warung ama cafe apa bedanya sih........... kok malah membingungkan gini undang – undangnya, diskriminasi banget ya.......



Jumat, 13 Februari 2009

Kisah T~Shirt



Saat membaca artikel ini, mungkin saja kita sedang memakai t-shirt, mungkin juga tidak. Tapi yang jadi pertanyaan adalah, apakah kita tahu kenapa pakaian favorit kita itu disebut t-shirt. Mengapa T, mengapa bukan F-Shirt, atau Z-Shirt.
Itu karena apabila direntangkan, bagian tubuh dan lengan yang melebar ke samping akan terbentuk seperti huruf T. Lalu apakah pakaian berbahan katun yang tanpa lengan juga disebut t-shirt? Jelas tidak, karena pakaian itu tergolong undershirt atau pakaian dalam. T-Shirt ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1913 oleh angkatan laut Amerika Serikat untuk para pelautnya dengan tujuan menutupi rambut dada mereka.
Selama itu, warga sipil masih menggunakan kaos sleeveles yang kita kenal dengan singlet. Sampai akhirnya pada tahun 30an, produsen kaos bernama Hanes and Sears Roebuck memproduksi T-shirt untuk dijual secara umum. Dulu namanya bukan t-shirt, melainkan gob shirt. Gob sendiri adalah bahasa slank untuk menyebut pelaut.
Bertahun-tahun t-shirt tetap pada fungsinya sebagai dalaman. Sampai akhirnya Marlon Brando menggunakan T-shirt pas badan sebagai outfit dalam film “A Streetcar Named Desire”. Ditambah lagi James Dean dan Elvis yang memperkuat sensasi itu. T-shirt telah menjadi trend masculine clothing pada tahun 50an.
Sampai hari ini, neckline atau kerah t-shirt makin banyak variasinya seperti scoop dan vees. Panjang sleeve0nya pun makin bervariasi. Namun yang jelas, bentuk dasarnya yang seperti huruf T ini masih bertahan.
Di Copas dari : lalightsindiefest.com